Jumat, 19 Desember 2008

Dua: MENENGOK JEDOR SOBONTORO


Menengok Jedor Sobontoro

Kita menjenguk nenek-kakek di desa. Meski sebentar - tak lama karena kita harus pulang melanjutkan pekerjaan, bukan berarti cinta kita luntur terhadap nenek-kakek. Tanpa beliau-beliau itu, kita tak bisa menjenguk siapa pun. Menengok Jedor Sobontoro bisa diartikan mengetahui, melihat lebih dekat jedor Sobontoro. Sekilas, sebentar atau tak lama seperti kita menyambangi nenek-kakek di desa, kali itu.

Bila lebih jauh, mendalam, kita harus meneliti lebih intensif. Hal itu kita lakukan misalnya bila bertanya, "Mengapa jedor Sobontoro masih berkumandang hingga kini. Sampai kapan sebelum akhirnya punah," dalam konteks pelestarian budaya di Kabupaten Tulungagung, Jatim.

Tulisan ini, tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti di atas. Secara berseri, ia bukan hasil penelitian yang mendalam seperti skripsi apalagi tesis. Memang, Menengok Jedor Sobontoro, Tulungagung, Jatim, disusun dari hasil penelitian. Namun, penelitiannya sederhana, menggunakan ragam penelitian lapangan, populer. Bahan sebatas kesan-kesan dan catatan pengalaman harian. Transkrip yang ada (tidak pulang ke Daun Jatuh ini), adalah satu-satunya sumber tertulis yang bisa diperoleh. Wawancara dalam upaya pengumpulan data, sebatas percaya mengikuti penjelasan tetua jedor yang ada - yang dianggap mempunyai penguasaan atau dipandang berwenang (modus otorita) terhadap kesenian tradisional jedor di Sobontoro, Tulungagung, Jatim.

Tujuan, sebatas mencapai tujuan penelitian paling sederhana yaitu sekedar dapat mendeskripsikan sesuatu meliputi 1) penamaan, 2) klasifikasi, 3) tatakerja, pembuatan,dll. termasuk 4) fenomena yang bisa diketahui menyangkut Kesenian Tradisional jedor Sobontoro.
Bukan mencapai tujuan yang lebih dalam (esensial) seperti menjelaskan hubungan antarfenomena lebih-lebih hubungan kausal maupun meramalkan fenomena yang akan terjadi.





3 komentar:

Beni Harjanto mengatakan...

Alami,mengalir,atau apa saja yang bersifat apa adanya.. itu yg pertama kali saya cermati dan rasakan,ttg format blog ini..barangkali kedepan akan ada konsekuansi logis yg terjadi bagi penikmat blog " DAUN JATUH " yakni,akan menerima info,materi keilmuan,mngkin 'pencerahan',atau sajian apapun dgn APA ADANYA...manakala pengelola blog ini alergi akan perkembangan carut marutnya " kehidupan ".
selebihnya tuk saudaraku,berbuatlah yg 'bermanfaat'terus menerus tuk
memaknai perjalanan hidup ini..amin. (Abu atmazis )

Beni Harjanto mengatakan...

Alami,mengalir,atau apa saja yang bersifat apa adanya.. itu yg pertama kali saya cermati dan rasakan,ttg format blog ini..barangkali kedepan akan ada konsekuansi logis yg terjadi bagi penikmat blog " DAUN JATUH " yakni,akan menerima info,materi keilmuan,mngkin 'pencerahan',atau sajian apapun dgn APA ADANYA...manakala pengelola blog ini alergi akan perkembangan carut marutnya " kehidupan ".
selebihnya tuk saudaraku,berbuatlah yg 'bermanfaat'terus menerus tuk
memaknai perjalanan hidup ini..amin. (Abu atmazis )

asrofi mengatakan...

nguri-uri kabudayan ... penting banget itu pak. biar generasi ke depan masih mendapat warisannya... ayo terus berkarya...